photo

Di pedalaman wilayah NTT masih banyak yang belum mendapatkan akses air bersih yang cukup dan layak. Salah satunya adalah Kampung Hapun, Desa Fatukopa, Kecamatan Fatukopa, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Kampung Hapun memiliki tanah yang kering dan memiliki air tanah dengan jumlah yang sedikit. Hal tersebut dibuktikan dengan pengeboran sumur untuk Musholla KH. M. Hasyim kampung Hapun yang tiap hari hanya mampu mengeluarkan air sejumlah 40 liter saja. Maka tak heran bila sumur-sumur tidak dijumpai di tiap rumah di kampung Hapun.

Di sini ada dua cara untuk mendapatkan air bersih yang sudah mereka lakukan sejak dulu. Cara pertama adalah mengangkut air dari mata air yang terletak di bawah Kampung Hapun. Jalan menuju mata air tersebut hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki karena konturnya yang terjal dan licin. Tiap sore, masyarakat selalu dijumpai berjalan menuju mata air yang berjarak sekitar 500 meter dari jalan utama kampung dengan membawa minimal tiga jurigen berkapasitas lima liter per orangnya.

Cara kedua hanya bisa dilakukan oleh masyarakat yang memiliki kendaraan pengangkut barang, baik truk maupun pick up, yakni mengambil air di sumber air Oemanas yang terletak di Desa Tubleu yang berjarak 9 kilometer dari Kampung Hapun. Sumber air Oemanas memiliki air dengan jumlah yang banyak dan tidak terbatas. Banyak masyarakat kecamatan Fatukopa yang mengambil air di sumber air tersebut kemudian dijual dengan harga Rp. 2.500 per jurigen berkapasitas 20 liter.

Nurul Hayat menerjunkan Dai Pelosok di Kampung Hapun untuk memberikan pendampingan juga menjalankan program-program Nurul Hayat. Terima kasih kami sampaikan kepada sahabat sejuk Nurul Hayat. Semoga kita semua diberikan kelancaran rizki, kemudahan usaha dan keberkahan dalam hidup. Amiin ya Rabbal ‘alamiin.


Bagikan ke Teman





Rekomendasi Artikel