photo

Bahaya Memendam dan Menimbun Harta Dalam Islam

''Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: ''Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.'' (QS At Taubah [9]; 34-35)

Harta yang Allah sediakan itu untuk semua mahluk-Nya, bukan untuk sebagian orang. Terjadinya kaya-miskin dalam hidup manusia itu sunnatullah yang tidak bisa dihindari. Karenanya Allah SWT, mengajarkan dalam Al Qur'an keharusan saling membantu. Allah sangat benci kepada orang-orang yang kikir dan gemar menumpuk harta. Ayat di atas adalah bukti nyata kebencian Allah kepada mereka yang suka menyimpan harta tanpa memperhatikan hak-hak orang miskin. Dalam firmannya Allah menjelaskan, ''Bahwa manusia tidak akan pernah mencapai titik stabil dalam meraih kebahagiaan jika tidak melakukan banyak hal, di antaranya ia menyadari bahwa dalam hartanya ada hak-hak orang miskin.'' (QS Al Ma'arij [70]:19-25).

Rasulullah SAW. dalam banyak hadisnya menggambarkan betapa mengerikan akibat yang kelak akan dihadapi oleh mereka yang suka menumpuk harta tanpa memberikan hak-hak fakir miskin sesuai dengan ketentuan agama. Abu Hurairah meriwayatkan hadits yang sangat panjang sebagian teksnya sebagai berikut: ''Tiada seorangpun yang menyimpan harta dan tidak mau mengeluarkan zakatnya melainkan akan dipanaskan harta itu di neraka Jahanam sampai menjadi kepingan logam lalu disetrikakan ke kedua pinggang dan keningnya. Begitu seterusnya (selama berada di padang Mahsyar) di mana satu hari sama dengan lima puluh ribu tahun, sampai tiba saatnya Allah mengadilinya. Setelah itu baru ditentukan nasibnya apakah ia masuk surga atau masuk neraka...''.

Masih termasuk kandungan hadits tersebut, diterangkan di dalamnya bahwa jika seseorang di dunia suka menyimpan unta, tanpa membayarkan zakatnya, kelak ia akan ditelentangkan di sebuah lapangan yang luas, lalu unta-unta itu dihalau untuk menginjak-injak tubuhnya, sampai tiba saatnya Allah mengadilinya lalu ditentukan apakah ia masuk surga atau neraka.

Dalam hadits yang lain Nabi SAW. menceritakan bahwa harta yang disimpan itu kelak di hari Kiamat akan menjelma menjadi seekor ular botak, di atas kedua matanya ada warna hitam (menunjukkan bahwa ular tersebut banyak mengandung racun). Lalu ular tersebut melilit di tubuh pemiliknya, dan siap menerkamnya, sambil berkata: aku hartamu yang kau simpan di dunia.

Saat ini, di mana-mana banyak masyarakat, penjual, dan lainnya yang melakukan penimbunan atau penyembunyian harta atau barang. Seperti halnya yang kita lihat di televisi, semua berita kebanyakan tentang penyembunyian harta. Padahal sebenarnya, di dalam islam yang namanya orang yang menimbun atau menyembunyikan hartanya yang dikumpulkan adalah musuh nyata dari masyarakat. 

Jadi mereka sudah mempersulit jalannya industri kalau begitu caranya bisa menghambat kemajuan dan pembangunan Negara. Seharusnya harta yang mereka punya digunakan untuk menghasilkan  keuntungan masyarakat dan kapitalis-kapitalis itu sendiri.

Para ulama juga ada yang mengatakan menimbun barang atau yang sering disebut dengan ihtikar ini adalah membeli sesuatu dan menahannya agar menjadi langka disekitaran masyarakat sehingga harganya naik yang menyebabkan kemudaratan pada manusia. Di dalam hadis sudah dikatakan bahwa yang namanya menimbun atau menyembunyikan harta atau barang itu dosa: "Dari Ma ' mar ia berkata, Rasul SAw bersabda: barang siapa yang menimbun barang, maka ia bersalah ( berdosa )" ( HR Muslim ).

Menimbun atau menyembunyikan dalam syara' itu berarti ihtikar yang artinya adalah tindakan menyimpan atau menimbun harta  yang tidak ingin dijual atau diberikan kepada orang lain. Tindakan seperti ini menimbulkan sifat keserakahan atau ketamakan didalam diri kita. Sifat yang seperti inilah yang membuat kita selalu merasa kekurangan. Orang yang menimbun barang ini hanya ingin menuruti nafsu mereka yang hanya ingin untung dan untung. 

Tetapi mereka tidak memikirkan orang lain yang membutuhkan barang itu. Seperti contohnya orang yang memasok barangnya di pasar, mereka tidak cepat-cepat memasok barang tersebut. Mereka menunggu waktu hingga harga jualnya melonjak. Mereka melakukan hal itu hanya semata-mata ingin mendapatkan untung. Orang yang seperti itu hanya akan membuatnya susah dan di akhir hidup, mereka akan menderita. Dan akhirnya harta yang selama ini mereka kumpulkan dan mereka simpan tidak akan berguna di Hari Pembalasan nanti. 

Dan semua keuntungan yang mereka dapat selama ini didunia tidak akan berguna begitu juga di alam baka. Yang ada mereka akan ditanya tentang kebenaran dan keadilan  serta perbuatan yang bermanfaat bagi semua makhluk ciptaan-Nya. Orang yang sering menyembunyikan harta tidak akan mendapatkan manfaat dari kekayaan yang selama ini mereka kumpulkan di dunia dan juga akan kehilangan kebahagiaan akhirat. Selain itu mereka juga akan merasakan kesengsaraan dan penderitaan akibat ulah mereka yang telah mengambil hak orang lain.

Para ulama juga menyatakan siapa pun yang menimbun harta serta tidak membelanjakannya dijalan Allah diancam dengan siksa yang pedih. Penimbunan harta adalah kejahatan yang besar. Karena sama artinya dengan membuntuhkan aliran harta yang telah Allah anugerahkan kepada mereka.  Oleh karena itu, islam melarang menimbun harta dan sebaliknya mendorong jalannya harta diantara semua bagian masyarakat. Mereka diingatkan untuk tidak menyimpan, menimbun atau menumpuk menumpuk harta demi kepentingan diri sendiri tapi dengan sukarela menggunakannya demi kemaslahatan, dirinya maupun masyarakat. 

Bisa kita ambil hikmah, bahwa dibalik diharamkannya penimbunan adalah janganlah kita bersifat tamak atau serakah. Karena islam adalah agama yang bertujuan memberikan dan merealisasikan kemaslahatan untuk masyarakat lainnya serta mencegah dari kemudharatan


Bagikan ke Teman





Rekomendasi Artikel